Sisi News | Manila : Evakuasi besar-besaran, penutupan sekolah, dan penghentian perjalanan feri antar pulau, terjadi di Utara Filipina pada hari Senin (30/9/2024).
Hal itu dipicu Topan Krathonyang menerjang yang menerjang pulau-pulau paling utara membawa angin kencang dengan kecepatan hingga 175 kph dan hembusan mencapai 215 kph.
Dikutip dari Associated Press News, pihak berwenang memperingatkan adanya potensi kerusakan besar di desa-desa pesisir. Topan Krathon diperkirakan dapat berubah menjadi topan super saat bergerak menuju Taiwan pada hari Selasa (1/10/2024). Namun belum ada laporan langsung mengenai korban jiwa atau kerusakan besar.
Di Pulau Sabtang, jalan-jalan kosong karena angin sangat kuat yang bisa merobohkan siapa pun yang mencoba berdiri di luar. Penduduk setempat telah bersiap menghadapi badai dengan memperkuat atap dan mengamankan perahu mereka jauh dari laut.
Badan cuaca memperingatkan adanya risiko gelombang badai yang mengancam jiwa di beberapa wilayah pesisir, termasuk Batanes, Babuyan, dan Cagayan. Angin kencang berpotensi merusak rumah, menumbangkan pohon, dan memicu ombak besar.
Ratusan penduduk desa di Cagayan telah dievakuasi dari daerah pesisir dan wilayah rawan banjir. Beberapa daerah di wilayah utara juga mengalami pemadaman listrik, dan semua kegiatan belajar di sekolah dihentikan sebagai tindakan pencegahan.
Filipina dikenal sering diterjang sekitar 20 badai dan topan setiap tahun. Wilayah tersebut juga terletak di “Cincin Api Pasifik,” yang rawan letusan gunung berapi dan gempa bumi.
Pemerintah terus memantau perkembangan Topan Krathon dan telah meningkatkan upaya penanganan bencana. Pemerintah juga melakukan persiapan untuk menghadapi dampak lebih lanjut yang mungkin terjadi.
Komentar