Strategi Peran Lansia Sebagai Subjek Pembangunan 

Berita, Nasional135 Dilihat

Sisi News | Bali : Pemerintah Indonesia telah mengadopsi Strategi Nasional Lanjut Usia (SNLU) melalui Peraturan Presiden No. 88 Tahun 2021, yang bertujuan menciptakan kehidupan yang mandiri, sejahtera, dan bermartabat bagi setiap orang.

Kemudian, Bappenas juga telah menyelesaikan draf rencana pembangunan jangka panjang 2025, yang mencakup berbagai isu penting seperti perlindungan dan kesejahteraan rakyat.  

Hal itu dikatakan Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Maliki.

Indonesia kata Maliki, telah berhasil menekan angka kematian dan memperpanjang usia harapan hidup, dengan 11,75 persen dari populasi saat ini berusia lanjut. Jumlah ini diproyeksikan akan meningkat lebih dari 20% pada 2045. 

“Kita perlu mempersiapkan diri untuk memastikan lansia dapat berperan sebagai subjek pembangunan, bukan sekadar objek. Pendekatan intergenerasi sangat penting bagi persiapan masa lansia yang sejahtera, jangan tua sebelum kaya,” kata Maliki di acara 2024 Asia-Pacific Regional Conference on Population Ageing, Reframing Ageing di Bali, Rabu (11/9/2024). 

Konferensi yang mempertemukan lebih dari 450 ahli pembuat kebijakan, anggota PBB dan badan-badan internasional, serta pemimpin masyarakat sipil dari seluruh Asia-Pasifik untuk menata ulang peran lansia dalam masyarakat, bertujuan untuk membahas transformasi ini dengan berfokus pada tema Reframing Ageing. 

Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan, populasi kelompok lanjut usia (lansia) di dunia terus meningkat. Pada 2050, diperkirakan satu dari lima orang di dunia berusia di atas 60 tahun. 

Di kawasan Asia Pasifik, populasi orang dewasa yang lebih tua tumbuh dengan pesat. Dante mengajak masyarakat untuk melihat penuaan melalui lensa yang lebih positif. 

Kata dia, penuaan sering dipandang sebagai suatu kelemahan padahal penuaan harus dirayakan sebagai waktu kebijaksanaan. 

“Ini bukan tentang menjadi semakin tergantung, tetapi tentang menawarkan pengalaman seumur hidup. Menunda penuaan berarti menyelamatkan perspektif kita dan bukannya hanya fokus pada tantangan kesehatan yang dihadapi oleh para manula, kita harus fokus untuk memberdayakan mereka,” kata Dante. 

Dante menambahkan, Kementerian Kesehatan telah mengembangkan layanan kesehatan primer terpadu yang berfokus pada semua tahap kehidupan, tidak hanya pada ibu dan anak, tetapi juga pada lansia. 

“Bersama-sama, mari kita dorong perubahan paradigma ini, bahwa penuaan bukan sebagai beban, tetapi sebagai peluang. Mari kita tidak lagi takut akan penuaan, tetapi menerimanya sebagai sebuah perubahan atau tujuan untuk berkontribusi dan menjalani hidup secara penuh di usia senja,” tegas Dante. 

Komentar