SisiNews|Medan: Pengendalian inflasi di Sumatera Utara (Sumut) selama 2024 mencapai titik keberhasilan yang sangat besar. Pada September 2024, inflasi relatif terkendali hanya 1,4 persen (yoy).
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Asim Saputra, mengatakan, inflasi menjadi salah satu tolak ukur bagaimana menanggulangi tingkat kemiskinan. Bahkan, angka penurunan kemiskinan tersebut relatif merata, baik di pedesaan maupun perkotaan.
Pada triiwulan III tahun 2024, BPS Sumut mencatat pertumbuhan ekonomi Sumut mencapai titik cukup tinggi. Pertumbuhan ekonomi di periode tersebut merupakan pertumbuhan tertinggi di Pulau Sumatera.
Begitu pula dengan perkembangan pertumbuhan konsumsi rumah tangga di Sumut yang cukup baik. Pertumbuhan pengeluaran konsumsi di Sumut tercatat tumbuh di atas nasional 5,47 persen.
“Ini menunjukkan bahwa kita bisa mematahkan pandangan adanya penurunan daya beli khususnya di Sumut. Kita mampu mendongkrak daya beli dengan pertumbuhan tersebut.,” katanya pada acata Pers Rilis Berita Resmi Statistik Januari Tahun 2025 di Kantor BPS Sumut, Medan, Rabu (15/1/2025).
Ia menuturkan, bila dicermati beberapa provinsi di Indonesia, penurunan jumlah penduduk miskin Sumut terbesar ketiga setelah Jawa Tengah dan Jawa Barat. Sumut berada di urutan ketiga dalam hal menurunkan angka kemiskinan September 2024,” ujarnya.
Dia menyebutkan terdapat sejumlah komoditas yang memberi pengaruh besar terhadap garis kemiskinan di Sumut pada September 2024. Untuk daerah perkotaan, komoditas yang memberi pengaruh besar terhadap garis kemiskinan yakni beras, rokok kretek filter, dan ikan tongkol. Sementara di desa dipengaruhi oleh beras, rokok kretek filter, dan telur ayam ras.
Komentar