Pemkab Samosir, PVMBG Bandung dan Kementrian ESDM Lakukan Survey Pergerakan Tanah

Penulis: YusriEditor: Christoper AN

Sisi News|Samosir: Menyikapi adanya pergerakan tanah yang terjadi di Desa Parlondut Kecamatan Pangururan, Pemerintah Kabupaten Samosir bersama Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung Kementerian ESDM langsung melakukan survey.

Asisten II Hotraja Sitanggang, bersama Kalaksa BPBD Sarimpol Simanihuruk serta tim penyidik bumi PVMBG yang dipimpin Kibar Muhammad Suryadana turun langsung untuk melakukan kajian dan penelitian guna memastikan penyebab terjadinya bencana longsor atau pergeseran tanah yang menyebabkan retakan terhadap beberapa rumah dan perladangan warga.

“Survey ini sebagai upaya percepatan penanggulangan yang akan dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Samosir kedepan. Dan hasil survey tersebut akan menjadi dasar bagi Pemerintah Kabupaten Samosir untuk melakukan tindak lanjut penanganan infrastruktur yang rusak,” ujar Hotraja dalam keteranganya, Kamis (31/10/2024).

Kibar Muhammad Suryadana, Penyidik Bumi PVMBG Kementerian ESDM, mengatakan gerakan tanah di Desa Parlondut merupakan tipe lambat atau rayapan.

Ia menjelaskan, pergerakan tanah yang terjadi akibat litelogi batuan hasil produk erupsi gunung api yang ada didaerah tersebut, namun bisa juga diakibatkan kondisi morfologi, yaitu daerah yang berada pada cekungan atau lembah yang dapat menjadi segmen area pergerakan tanah, sehingga setiap curah hujan yang tinggi sehingga mengakibatkan adanya pergeseran tanah.

“Pemicu pergeseran tanah di Desa Parlondut adalah curah hujan yang cukup tinggi sehingga mengakibatkan gerakan tanah yang besar,” kata Kibar.

Tim PVMBG melakukan survey permukaan tanah dan pengambilan foto udara dengan metode fotogrametrik, selanjutnya akan dilakukan pemetaan. Secara akurat hasilnya akan diserahkan kepada Pemkab. Samosir sebagai dasar tindak lanjut penanganan daerah tersebut.

“Hitungan sementara ada 10-12 hektar tanah yang berpotensi mengalami gerakan tanah kembali. Area yang sudah terdampak saat ini baik infrastruktur jalan dan rumah penduduk sebaiknya direlokasi karena besar kemungkinan gerakan tanah akan tetap terjadi dan terulang,” ujarnya.

Namun dikatakan, area tersebut masih cocok untuk lahan pertanian dengan jenis tanaman keras, bukan tanaman basah seperti persawahan yang akan dapat mendukung pergerakan tanah yang lebih cepat.

“Untuk lahan pertanian masih bisa diusahai masyarakat dan sebaiknya ditanami dengan tanaman keras untuk memperlambat gerakan tanah,” imbuhnya.

Komentar