Sisi News | Jakarta : Hampir 50% pelaku bisnis di Indonesia disebut tidak paham mengenai cara kerja penipuan berbasis artificial intelligence (AI).
Temuan ini diungkapkan Penyelenggara Sertifikasi Elektronik (PSrE), Indonesia Digital Identity (VIDA) dalam laporan terbarunya.
Niki Luhur, Founder dan Group CEO VIDA menekankan pentingnya pendekatan menyeluruh dalam menghadapi penipuan digital.
“Pelaku bisnis harus mengambil langkah proaktif untuk melindungi pelanggan, proses bisnis, dan reputasi dalam lanskap digital yang terus berubah,” kata Niki, melalui keterangannya, Sabtu (7/9/2024).
Sebuah solusi anti-fraud yang terintegrasi tidak hanya memperkuat keamanan, tetapi juga membangun kepercayaan pelanggan yang berkelanjutan di era digital.
VIDA juga menemukan 100% pelaku bisnis di Indonesia mengaku khawatir terhadap meningkatnya ancaman penipuan berbasis kecerdasan buatan (AI) seperti deepfakes. Namun, 46% dari mereka belum memahami cara kerja teknologi tersebut.
Komentar