Mengenang Bung Tomo

Penulis: ChristoperEditor: Christoper AN
Lifestyle72 Dilihat

SisiNews| Jakarta: Setiap tanggal 10 November, Indonesia memperingati Hari Pahlawan. Tanggal tersebut juga menjadi pengingat pertempuran antara pejuang kemerdekaan dengan pasukan penjajah terjadi di tahun 1945. 

Dalam pertempuran tersebut, banyak pejuang gugur dalam peristiwa. Karena itu, pemerintah kemudian menetapkan 10 November sebagai Hari Pahlawan. 

Salah satu pahlawan yang namanya paling melekat dalam ingatan masyarakat Indonesia adalah Soetomo atau Bung Tomo. Ia merupakan toko nasional dari pergerakan pemuda paling dihormati karena pidatonya yang berapi-api. 

Selain kisahnya di medan tempur, ternyata ada kisah menarik dari Bung Tomo. Yaitu ketika melangsungkan pernikahan dengan Pi Soelistina, ini sekelumit kisah pernikahan Bung Tomo seperti dinukil dari kbrn? 

1. Perang Melalwan Penjajah Masih Berlangsung, Meski Indonesia sudah Merdeka

Melansir dari Kemdikbud RI, pada 17 Agustus 1945, Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Namun, perang melawan penjajah masih terus berlanjut hingga 1947. 

Saat itu pula, para pemuda Indonesia masih bersikukuh untuk memerdekakan Indonesia hingga 100 persen. Dalam perjuangan ini, perlawan pun masih tetap berlangsung. 

Untuk mendapatkan kemederkaan yang mutlak, para pemuda menjauhkan diri dari hal yang menguntungkan pribadi. Menurut mereka, pernikahan dan pertunangan merupakan hal yang bertentangan dengan semangat revolusi. 

2. Demi Pernikahan, Bung Tomo Meminta Izin Kepada Kelompok Pemuda

Saat itu Bung Tomo berusia 27 tahun, ia hendak menikahi kekasih hatinya yaitu Pi Soelistina. Sebelum menikah, Bung Tomo meminta izin dan persetujuan dari rekan kelompok pemuda yang dipimpin.

Awalnya, restu tersebut sempat ditolak, namun pada akhirnya rekan-rekannya pun luluh. Akhirnya, keluarlah pemakluman pernikahan diumumkan melalui media.

Uniknya, dalam pemakluman tersebut, diiringi juga dengan persyaratan  ketat dari Pucuk Pimpinan Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia. Sehingga hal ini memunculkan rasa gugup dalam diri Bung Tomo untuk menikahkan pujaan hatinya itu. 

3. Isi Pemakluman untuk Bung Tomo

Berikut adalah isi dari pemakluman yang diterima oleh Bung Tomo demi melangsungkan pernikahannya. Seperti dikutip dari buku Abraham Iboy disarikan dari Soe Hok Gie; Orang Orang di Persimpangan Kiri Jalan.

Menikah

Mengingat gentingnya masa. Maka perkawinan kawan kami, Bung Tomo dengan Pi Soelistina yang berlangsung pada 19 Juni 1947 tidak kami kehendaki. 

Pucuk Pimpinan Pemberontakan menyutujui perkawainan dua kawan seperjuangan itu. Berdasarkan perjanjian mereka: 

1. Setelah ikatan persahabatan mereka diresmikan itu. Mereka akan lebih meperhebat perjuangan untuk rakyat dan revolusi. 

2. Meskipun perkawainan telah dilangsungkan. Mereka tidak menjalankan kewajiban dan hak sebagai suami-istri sebelum ancaman terhadap kedaulatan negara dan rakyat dapat dihalaukan. 

Kami akan berterima kasih. bila kawan-kawan seperjuangan dari jauh berkenan memberikan berkah pangestu kepada kedua mempelai itu. 

Komentar