Medsos Bukan Tempat Pamer dan Membandingkan Diri

Penulis: RestfulEditor: Christoper AN
Lifestyle28 Dilihat

Sisi News | Di era digital ini, media sosial menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, tempat banyak orang membagikan momen hidup mereka mulai dari hal kecil hingga pencapaian besar. 

Namun seiring meningkatnya popularitas media sosial, muncul pola hidup mengikuti standar yang ditetapkan oleh media sosial. Banyak orang tanpa sadar mulai membandingkan kehidupan mereka dengan standar yang dipamerkan di layar, dan ini dapat berdampak negatif bagi kesehatan mental dan kehidupan mereka secara keseluruhan.

Dilansir dari laman Instagra@fakta.indo. Sabtu (26/10/2024) satu dampak paling umum adalah munculnya perasaan rendah diri dan kurang percaya diri.

Ketika seseorang terus-menerus melihat kehidupan ideal versi media sosial, seperti gaya hidup mewah, penampilan sempurna, atau keberhasilan karier, ia mungkin merasa hidupnya tidak sebanding. Hal ini bisa memicu rasa tidak puas, membuat seseorang merasa tertinggal dan kurang berharga, meskipun kenyataannya tidak seperti yang mereka lihat di layar.

Mengikuti standar media sosial juga dapat memengaruhi kesehatan finansial, terutama bagi mereka yang tergoda untuk mengikuti tren tanpa memperhatikan kemampuan ekonomi. Beberapa orang rela berhutang atau mengorbankan tabungan hanya demi membeli barang-barang yang sedang tren, agar terlihat sejalan dengan standar gaya hidup di media sosial. 

Padahal, keputusan finansial yang buruk ini bisa menimbulkan beban ekonomi yang berkepanjangan dan bahkan memperburuk kondisi keuangan.

Selain itu, ada risiko kehilangan identitas diri karena terlalu fokus mengikuti apa yang dianggap populer di media sosial. Ketika seseorang terus berusaha meniru gaya hidup, tren, atau pandangan yang ramai di platform tersebut, ia mungkin mengabaikan keinginan dan jati diri aslinya. Ini bisa menyebabkan hilangnya rasa autentisitas dan justru membuat seseorang hidup dalam tekanan yang berasal dari keinginan untuk diakui oleh orang lain.

Kesehatan mental juga rentan terganggu akibat tekanan untuk tampil sempurna di media sosial. Banyak orang yang merasa perlu membagikan setiap momen hidup mereka dalam bentuk yang terbaik, meskipun terkadang itu tidak mencerminkan keadaan sebenarnya.

Media sosial seharusnya menjadi tempat untuk berbagi inspirasi dan interaksi positif, bukan tempat untuk membandingkan diri atau menekan orang lain. Hidup mengikuti standar media sosial tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga dapat menciptakan siklus ketidakpuasan di masyarakat.

Komentar