Krisis Biaya Hidup Warga Selandia Baru Eksodus ke Australia

Internasional65 Dilihat

Sisi News | Jakarta : Pelemahan ekonomi Selandia Baru telah mendorong warganya meninggalkan negara itu. Australia menjadi salah satu tujuan para “pengungsi ekonomi”

karena krisis biaya hidup.

Sepeti dilansir CNBC International, Senin (9/9/2024), Pemerintah Selandia Baru memperkirakan 131.200 orang meninggalkan negara itu dalam 12 bulan terakhir hingga Juni 2024, atau rekor tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. ]

Eksodus itu hampir 70% lebih tinggi dibandingkan Juni 2019 sebelum pandemi Covid-19 dan ini ditengarai harga kebutuhan dan suku bunga tinggi, serta pengangguran meningkat.

Sudah menjadi hal umum bagi generasi muda Selandia Baru untuk mencari pengalaman di luar negeri. Namun, pembatasan ketat akibat Covid-19 telah menunda banyak rencana perjalanan.

“Kami melihat ada permintaan terpendam mencari pengalaman tinggal di luar negeri,” kata Kepala Ekonom ASB Bank Selandia Baru Nick Tuffley.

Kepala Ekonom Institut Penelitian Ekonomi Selandia Baru Shamubeel Eaqub memperkirakan para pengungsi ekonomi tidak akan berhenti meninggalkan Selandia Baru sampai pasar kerja membaik.

Data menunjukkan Australia merupakan tujuan paling banyak bagi para emigran Selandia Baru. Pemerintah Australia juga memudahkan warga Selandia Baru pindah dengan visa khusus. Sejak Juli 2023, warga negara Selandia Baru yang telah tinggal di Australia selama bekerja minimal 4 tahun dapat langsung mengajukan permohonan kewarganegaraan.

Sementara Bank Sentral Selandia Baru memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin bulan lalu. Para analis memperkirakan perekonomian Selandia Baru masih akan tertekan hingga 2025.

Komentar