Korban Banjir Thailand Selatan Bertambah

Penulis: ChrsitoperEditor: Christoper AN
Internasional101 Dilihat

Sisi News| Bangkok : Jumlah korban tewas akibat banjir di Thailand selatan telah meningkat menjadi 25 orang, kata pejabat pada Selasa (3/12/2024). Pengumuman badan bencana Thailand tersebut menambah jumlah kematian sebelumnya yang dilaporkan Sabtu (30/11/2024), yakni 9 orang.

Dilansir AFP, banjir yang terjadi sejak 22 November itu telah mempengaruhi lebih dari 660.000 rumah di Thailand selatan. Demikian kata badan bencana negara itu di laman Facebook-nya, dilansir AFP.

Departemen Hubungan Masyarakat Kementerian Luar Negeri Thailand menyebut, banjir terjadi di provinsi Pattani, Narathiwat, Songkhla dan Yala. Lebih dari 22.000 orang mengungsi dari rumah mereka akibat banjir. Badan cuaca Thailand, Selasa (3/12/2024) memperingatkan hujan lebat yang menyebabkan banjir akan terus berlanjut hingga Kamis (5/12/2024).

Seorang pemilik peternakan ayam di Songkhla, Suwas Bin-Uma, mengatakan kepada televisi publik Thai PBS sebagai korban banjir. Ia mengaku, banjir telah memusnahkan seluruh ternak ayam miliknya yang berjumlah lebih dari 10.000 ekor.

“Saya kehilangan sedikitnya 3 juta baht (sekitar Rp1,3 miliar),” katanya.

Pemerintah Thailand telah mengerahkan tim penyelamat untuk membantu warga yang terkena dampak. Pemerintah juga menyiapkan dana bantuan banjir sebesar 50 juta baht (sekitar Rp23,1 miliar) untuk setiap provinsi. Pada Selasa, kabinet Thailand menyetujui pembayaran 9.000 baht (sekitar Rp4,7 juta) per keluarga untuk membantu mereka yang terdampak.

Di Malaysia, tetangga Thailand, pejabat bencana mengatakan bahwa lebih dari 94.000 orang belum kembali ke rumah mereka, Selasa. Mereka sebelumnya dievakuasi karena banjir, dengan lima orang dilaporkan meninggal.

Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim menyebabkan pola cuaca yang lebih intens, meningkatkan kemungkinan terjadinya banjir yang merusak. Banjir yang melanda negara itu pada tahun 2011 menewaskan lebih dari 500 orang dan merusak jutaan rumah. 

Sumber : AFP

Komentar