Klaim 1,4 Juta Anak Muda Gabung Dengan Militer, Korut Siap Perang

Penulis: ChristoperEditor: Christoper AN
Internasional30 Dilihat

Sisi News | Pyongyang: Pemerintah Korea Utara mengklaim lebih dari satu juta anak muda telah mendaftar untuk bergabung kembali dengan tentara pada minggu ini. Keinginan itu menjadi muncul setelah Pyongyang menuduh Korea Selatan mengirim pesawat nirawak propaganda ke Pyongyang dan meledakkan jalan perbatasan. 

Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) melaporkan pada Rabu (16/10/2024) bahwa 1,4 juta anak muda, termasuk pelajar dan pejabat liga pemuda, menandatangani petisi untuk bergabung dengan tentara. 

“Jutaan anak muda telah muncul dalam perjuangan nasional untuk menyapu bersih sampah yang melakukan provokasi serius dengan melanggar kedaulatan melalui infiltrasi pesawat nirawak,” kata KCNA.

Tidak ada komentar langsung dari Korea Selatan, yang sebelumnya telah memperingatkan jika Korea Utara membahayakan keselamatan warga Korea Selatan, hari itu akan menjadi “akhir rezim Korea Utara”

Sementara Korea Utara memiliki wajib militer bagi pria hingga 10 tahun, sebelumnya negara itu mengklaim bahwa lebih banyak orang telah mendaftar untuk bergabung dengan tentara selama masa ketegangan yang meningkat dengan Korea Selatan atau Amerika Serikat.

Menurut data untuk Studi Strategis (IISS), Korea Utara memiliki 1,28 juta tentara aktif dan sekitar 600.000 tentara cadangan, dengan 5,7 juta tentara cadangan Garda Merah Pekerja-Petani di antara banyak unit yang tidak bersenjata.

Kementerian Unifikasi Korea Selatan, yang menangani urusan lintas perbatasan, mengutuk tindakan tersebut dan menyebutnya sebagai “sangat tidak normal”. 

“Sangat menyedihkan bahwa Korea Utara berulang kali melakukan perilaku regresif seperti itu,” kata juru bicara Kementerian Unifikasi Korea Selatan Koo Byoung-sam, dilansir Al Jazeera. 

Seoul menanggapi insiden tersebut dengan melepaskan tembakan peringatan di selatan garis demarkasi militer antara kedua Korea. Ketegangan meningkat secara signifikan minggu lalu setelah Korea Utara menuduh Seoul mengirim pesawat nirawak ke ibu kota, Pyongyang, dan menyebarkan “sejumlah besar” selebaran propaganda anti-Korea Utara dan memperingatkan bahwa penerbangan lebih lanjut akan dianggap sebagai deklarasi perang. 

Pemerintah Korea Selatan awalnya membantah telah mengirim pesawat nirawak, tetapi Korea Utara mengklaim memiliki “bukti jelas” tentang keterlibatan resmi. Sejak bulan Mei, kedua Korea juga telah berdebat mengenai balon berisi sampah yang dikirim Korea Utara melintasi perbatasan. 

Pyongyang mengatakan balon-balon tersebut digunakan sebagai pembalasan balon udara yang dikirim oleh aktivis Korea Selatan, yang berisi selebaran anti-Korea Utara dan drive USB berisi lagu-lagu K-pop. 

Komentar