Sisi News| New Delhi: Sebagai salah satu negara pemilik senjata nuklir, India telah menguji peluru kendali (rudal) hipersonik pertamanya. Demikian disampaikan Menteri Pertahanan India, Rajnath Singh, Minggu (17/11/2024). Dilansir dari AFP, India mempublikasikan senjata berteknologi tinggi supercepat tersebut beberapa hari setelah tetangganya, Tiongkok memamerkan kekuatan penerbangan militer terbarunya.
“India telah mencapai tonggak penting dengan berhasil melakukan uji terbang rudal hipersonik jarak jauh,” kata Singh.
Rudal India itu diluncurkan dari Pulau Abdul Kalam di lepas pantai timur India, Sabtu (16/11/2024). Video yang dirilis oleh Organisasi Penelitian dan Pengembangan Pertahanan India (DRDO) menunjukkan sebuah rudal ramping.
Rudal itu tampak melesat ke langit malam, diikuti oleh gelombang api. Terlepas dari kesuksesannya, belum ada rincian lebih jauh yang diberikan mengenai rudal itu.
“Ini adalah momen bersejarah dan pencapaian signifikan ini telah menempatkan negara kita dalam kelompok negara terpilih yang memiliki kemampuan teknologi militer yang kritis dan canggih,” kata Singh menambahkan.
Uji coba itu dilakukan beberapa hari setelah Tiongkok memamerkan kemampuan penerbangannya yang semakin berkembang di sebuah pertunjukan udara. Negeri Tirai Bambu memamerkan jet tempur siluman J-35A dan pesawat nirawak serang.
Menurut media setempat, Tiongkok juga meluncurkan perdana sistem rudal permukaan-ke-udara HQ-19. Sistem peluru kendali tersebut dirancang untuk mencegat rudal balistik dan kendaraan luncur hipersonik.
Hipersonik merupakan bidang baru dalam teknologi rudal, karena terbang lebih rendah dan lebih sulit dideteksi daripada rudal balistik. Rudal hipersonik juga dapat mencapai target lebih cepat, dan dapat diperintahkan untuk mengubah target di tengah penerbangan. Amerika Serikat (AS), Rusia, Tiongkok, dan Korea Utara telah menguji rudal hipersonik, dan beberapa lainnya sedang mengembangkan teknologinya.
India telah memperdalam kerja sama pertahanan dengan negara-negara Barat dalam beberapa tahun terakhir, termasuk AS, Jepang, dan Australia. Negeri Anak Benua juga merupakan pembeli utama perangkat keras militer Rusia, termasuk sistem pertahanan rudal S-400 milik Moskow. New Delhi tetap membeli peralatan tempur Rusia, meskipun ada ancaman sanksi AS atas kesepakatan bernilai triliunan rupiah tersebut.
Komentar