Sisi News | Bukittinggi: Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Bukittinggi menyampaikan Gunung Marapi di Sumatera Barat mengalami erupsi pada Sabtu siang, 26 Oktober 2024, tepatnya pukul 13.05 WIB.
Ahmad Rifandi, petugas dari Pos PGA Bukittinggi, melaporkan kolom abu yang dihasilkan erupsi teramati mencapai ketinggian sekitar 800 meter di atas puncak gunung, dengan arah ke Timur dan Timur Laut.
“Rekaman seismogram menunjukkan amplitudo maksimum sekitar ± 6.6 mm dengan durasi erupsi selama ± 1 menit 18 detik,” ungkap Ahmad.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau, Desindra Deddy Kurniawan, menambahkan bahwa arah angin di sekitar Gunung Marapi juga mengarah ke Timur dan Timur Laut. Hal ini berimplikasi pada potensi penyebaran abu vulkanik ke wilayah Tanah Datar.
Saat ini, status Gunung Marapi ditetapkan pada Level II (Waspada). Masyarakat di sekitar gunung, termasuk pendaki dan wisatawan, diimbau untuk tidak memasuki area dalam radius 3 km dari Kawah Verbeek.
Warga yang tinggal di sekitar lembah sungai yang berhulu di Gunung Marapi juga diminta untuk waspada terhadap kemungkinan bahaya lahar, terutama saat musim hujan.
Jika terjadi hujan abu, masyarakat disarankan untuk menggunakan masker guna melindungi saluran pernapasan, serta menggunakan perlengkapan pelindung untuk mata dan kulit. Penting juga untuk menjaga kebersihan sarana air bersih dan membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang dapat menyebabkan kerusakan.
Semua pihak diharapkan menjaga situasi tetap kondusif dan tidak menyebarkan informasi yang tidak jelas sumbernya. Masyarakat diminta untuk selalu mengikuti arahan dari Pemerintah Daerah.
Pemerintah Daerah setempat, termasuk Kota Bukittinggi, Kota Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar, dan Kabupaten Agam, diharapkan terus berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung serta Pos Pengamatan Gunung Marapi untuk mendapatkan informasi terkini mengenai aktivitas gunung tersebut.
Untuk memantau perkembangan aktivitas dan rekomendasi terkait Gunung Marapi, masyarakat dapat menggunakan aplikasi Magma Indonesia yang tersedia di Play Store, serta mengakses website Badan Geologi dan PVMBG atau mengikuti akun media sosial mereka.
Komentar