Sisi News|Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat untuk rutin melakukan pemeriksaan gula darah setiap tahunnya. Hal ini dilakukan untuk mencegah tingginya kasus diabetes di Indonesia.
“Minimal satu kali dalam setahun untuk melakukan pemeriksaan gula darah. Ini dilakukan agar mengetahui apakah ada diabetes atau tidak,” kata Ketua Tim Gangguan Otak Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, Tiersa Vera Junita saat konferensi pers di Jakarta Pusat, Minggu (17/11/2024).
Menurutnya, Indonesia saat ini sudah dilengkapi beragam fasilitas dan layanan kesehatan. Mulai dari rumah sakit, posyandu, hingga puskesmas.
“Jadi masyarakat di tingkat komunitas masyarakat kita punya posyandu. Kemudian di layanan kesehatan kita punya puskesmas, itu semua mampu untuk melaksanakan kegiatan deteksi dini atau screening,” katanya, menjelaskan.
Selain layanan kesehatan, kata Tiersa, Kemenkes juga melakukan berbagai upaya untuk menekan angka kasus diabetes di Indonesia. Seperti mempromosikan kesehatan, melakukan edukasi hingga pemberdayaan masyarakat.
“Setelah promosi kesehatan, kemudian kita edukasi, dan pemberdayaan masyarakat. Untuk di layanan primer juga kita punya program untuk mulai dari deteksi dini,” ujarnya.
Ia mengatakan, persentase penyandang diabetes di Indonesia mencapai 11,7 persen. Jika melihat jumlah penduduk usia 15 tahun di tahun 2023, terdapat 200 jutaan lebih sehingga penyandang diabetes di Indonesia hampir menyentuh angka 25 juta.
“Itu sangat banyak dan peningkatannya cukup sinifikan, kalau di 2018 data prevalensinya masih di angka 8,5 persen, di 2023 naiknya cukup drastis. Angkanya di 11,7 persen dan itu untuk diabetes tipe 2,” kata Tiersa, membeberkan.
Sedangkan angka diabetes melitus tipe 1, menurut Tiersa, banyak menyerang anak-anak. Data dari IDM atlas menyatakan penyandang diabetes tipe 1 di Indonesia mencapai angka 41 ribu lebih.
“Angka tersebut tetap harus menjadi perhatian Kemenkes dan pemerintah dalam menciptakan program kesehatan lainnya. Meski prevalensi penyandang diabetes melitus tipe 1 masih nihil,” ucap Tiersa.
Komentar