SisiNews|Jakarta: Ditengarai Perayaan Imlek tahun ini bertepatan dengan puncak musim hujan, Prakirawan BMKG, Clara Adea, memaparkan sejumlah Wilayah Indonesia, diprediksi akan mengalami curah hujan tinggi.
“Imlek umumnya bertepatan dengan puncak musim hujan. Sehingga potensi hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi cukup tinggi,” ujarnya Jumat (24/1/2025).
Fenomena atmosfer menjadi faktor utama meningkatnya potensi hujan jelang Imlek kali ini. Angin monsun Asia, La Nina lemah, dan gelombang atmosfer seperti MJO memperkuat pembentukan awan konvektif.
“Beberapa fenomena atmosfer. Seperti angin monsun Asia dan gelombang Rossby, meningkatkan curah hujan di Indonesia,” ucapnya.
Clara juga menjelaskan bahwa angin monsun Asia biasanya terjadi selama musim hujan dan membawa massa udara dingin dari Asia ke Indonesia. Sebaliknya, angin monsun Australia membawa udara kering saat musim kemarau.
“Periode Desember hingga Februari menjadi waktu aktif bagi monsun Asia. Sehingga potensi hujan meningkat,” katanya.
Potensi hujan tinggi sepanjang Imlek akan lebih terasa di sejumlah wilayah dengan curah hujan sedang hingga lebat. “Untuk periode Imlek sekitar 28-29 Januari. Wilayah tersebut cukup berpotensi terkena dampak,” ucapnya.
Puncak musim hujan diperkirakan berlangsung hingga awal Maret 2025, meskipun tidak setiap hari akan terjadi hujan. Perubahan dinamika atmosfer dapat menyebabkan beberapa hari kering di tengah periode ini.
“Potensi hujan masih tinggi. Namun tidak terus-menerus karena atmosfer cepat berubah,” katanya.
Terakhir, Clara mengimbau masyarakat untuk mengantisipasi risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor akibat cuaca ekstrem. Ia juga menyarankan menghindari aktivitas di daerah rawan bencana seperti pegunungan atau pesisir dengan gelombang tinggi.
Komentar